2 Regulasi Emosi dan Mindfulness a. Manfaat Regulasi Emosi. Regulasi emosi adalah kemampuan mengatur dan mengendalikan emosi untuk mencapai suatu tujuan. Penting bagi orang untuk mengatur emosi mereka karena membantu mereka merasa lebih mengendalikan hidup mereka dan menghindari beberapa konsekuensi negatif. Mampumengendalikan permainan emosi adalah manfaat dari latihan.. - 19548945 juliyantiningsih juliyantiningsih 18.11.2018 Seni Sekolah Menengah Pertama terjawab Mampu mengendalikan permainan emosi adalah manfaat dari latihan.. a. konsentrasi b. kepekaan sukma c. imajinasi d. pengindraan Tujuandari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui model-model . Efek dari latihan relaksasi menurut Masters, et al [1987], adalah: mampu mengatasi masalah-masalah dalam pertandingan. menguatkanseluruh unsur psikologis yang berhubungan denan aspek kognitif, konanif, dan emosional. Latihan mental adalah terjemahan dari kata mental practice, mental training mental rehearsial, Singer (1980) menyebutkan latihan mental dengan istilah mental training atau latihan image yaitu konseptualisasi yang menunjukkan pada latihan tugas Vay Tiền TráșŁ GĂłp Theo ThĂĄng Chỉ Cáș§n Cmnd Hỗ Trợ Nợ Xáș„u. Seorang atlet yang mendapat pembinaan mental perlu disiapkan agar dalam penampilannya agar mampu menunjukkan kemampuan yang sebenarnya. Sistematika dan teknik dalam manfaat pembinaan mental bagi atlet hendaknya dapat menguatkan seluruh unsur psikologis yang berhubungan dengan aspek kognitif, konatif, dan afektif. Manfaat pembinaan mental bagi atlet ini meliputi tahap awal dan tahap tahap awal, pembinaan dilakukan untuk menyiapkan seorang atlet agar mampu membangun pondasi kemampuan manfaat pembinaan mental bagi atlet dan siap untuk manfaat pembinaan mental bagi atlet berikutnya. Bentuk bentuk pembinaan pada tahap ini biasanya tentangPembinaan Baca juga mengenai bahaya gangguan mentalSedang tahap lanjut bertujuan untuk menguatkan semua komponen manfaat pembinaan mental bagi atlet. Manfaat pembinaan mental bagi atlet tahap lanjut ini berhubungan dengan semua aspek psikologis, diantaranya Pembinaan yang berhubungan dengan peningkatan aspek kognitif yaitu pemusatan perhatian, visualisai, kecepatan dan ketepatan reaksi, serta restrukturisasi pembinaan mental bagi atlet untuk penguatan aspek konatif/ keinginan yaitu will power training, concentration, dan contemplation. Baca juga mengenai gangguan mental mayor pada kehamilanManfaat pembinaan mental bagi atlet untuk aspek afektif, emosional yaitu melalui pembinaan biofeed back, self sugestion, dan 12 Manfaat Pembinaan Mental Bagi Atlet secara Mengontrol perhatian sehingga seorang atlet mampu berkonsentrasi / perhatian secara penuh pada titik tertentu atau sesuatu yang harus Mengontrol emosi, sehingga seorang atlet sanggup menguasai perasaan marah, benci, cemas, takut, sehingga dapat menguasai ketegangan dan mampu beraktifitas dengan tenang. Baca juga mengenai gangguan mental minor dalam kehamilan trimester 13. Mengontrol energi sehingga seorang atlet sanggup untuk pulih secara secara psikis .4. Body awarennes, seorang atlet memiliki pemahaman akan keadaan tubuhnya sehingga mampu mengendalikan /melokalisasi ketegangan dalam Mengembangkan rasa percaya Membuat perencanaan bawah sadar atau manfaat pembinaan mental bagi atlet imagery, yaitu seorang atlet mampu membuat perencanaan gerak atau taktik permainan sebelum pertandingan berlangsung. Baca juga mengenai manfaat tertawa untuk kesehatan mental7. Restrukturisasi pemikiran, yaitu seorang atlet mampu mengubah pemikiran awal menjadi yang lebih Membuat seorang atlet memiliki komitmen dan semangat kuatSeorang atlet yang mendapatkan manfaat pembinaan mental akan memiliki komitmen dan semangat yang kuat untuk menggeluti olahraga yang ditekuninnya, karena dengan komitmen dan semangat yang kuat seorang atlet akan serius berlatih,Komitmen dan semangat adalah tingkat motivasi dan usaha yang ditujukan atau diarahkan pada kegiatan atau kegiatan olahraga baik pada saat latihan maupun pertandingan. Untuk mendapatkan komitmen dan semangat yang bagus Harus melibatkan pelatihan dan kompetisi lebih dari 20 jam/minggu. Baca juga mengenai manfaat shalat untuk kesehatan mentalKomitmen dan semangat yang kuat akan menciptakan semangat untuk berlatih dan bertanding. Hasrat atau keinginan yang kuat dari seorang atlet untuk berkompetisi atau menunjukkan keterampilan atau kemampuan dalam suatu bersaing ini sudah harus ditanamkan sejak awal seorang atlet tersebut mulai bermain. Pelatih, Guru, Orangtua harus selalu menanamkan semangat bersaing dan berkompetisi yang sehat sejak awal, tanamkan kejujuran sejak dini. Jika ini ditanamkan maka akan tercipta ketangguhan R. 2004187 menyatakan seorang atlet yang akan berhasil tidak hanya kuat fisik dan tekniknya saja, tetapi seorang atlet juga harus memiliki mental yang kuat juga. Karena dengan mental yang kuat seorang atlet akan mudah mengontrol mental yang kuat seorang atlet akan mampu berkonsentrasi, percaya diri, dan memiliki motivasi yang lebih, ketika seorang atlet telah memiliki ketangguhan ini maka seorang atlet akan berjuang tanpa kenal lelah untuk dapat mencapai Memiliki Syarat Ketangguhan Mental, yaitu Percaya diriMampu fokusMotivasi dari dalamMemiliki sifat kerja kerasKomitmen yang kuatMemiliki determinasi yang baikBerperilaku positifPercaya diri ketika mengalami cederaMampu berkembang ketika tertekanMemiliki nilai personal yang konsistenMemiliki kecerdasan emosiFisik kuatRamah dalam menggapai kesuksesan10. Menggapai KesuksesanMental yang tangguh akan membuat seorang atlet mudah memperoleh kesuksesan atau keberhasilan. Sebuah keberhasilan akan mampu meningkatkan rasa percaya diri pada seorang atlet. Keberhasilan pada saat latihan dan dalam mengikutipertandingan atau festival salah satunya ditentukan oleh rasa percaya diri seorang atlet. Parameter rasa percaya diri dapat dilihat dari tingkat motivasi seorang atlet pada saat latihan, usaha keras yang ditunjukkan seorang atlet, dan ketekunan yang dilakukan oleh seorang Menanamkan Sifat Kepemimpinan dan Tanggung JawabSelain membangun rasa percaya diri, hal yang penting untuk menciptakan kesehatan mental yang kuat sejak usia dini adalah memberikan sifat kepemimpinan pada seorang atlet sejak awal. Penanaman rasa tanggung jawab seorang atlet dapat diawali dari bagaimana pelatih dapat menanamkan jiwa kepemimpinan pada seorang atlet. Dapat dilakukan denganmemberi kesempatan seorang atlet memimpin pemanasan warming up, mendemonstrasikan berbagai macam gerakan atau teknik tertentu, dll. Sebagai langkah untuk mengurangi tingkat ketergantungan seorang atlet kepada orang lain orang tua, pelatih, teman. Membantu pembentukan rasa percaya diri seorang atlet. Ketika rasa percaya diri seorang atlet baik maka kesehatan mental seorang atlet juga akan menjadi semakin baik Menanamkan Hal Penting tentang PertandinganPelatih juga harus mampu mengembangkan filosofi tentang pertandingan pada seorang atletnya. Jangan tanamkan pada seorang atlet untuk selalu harus menang atau juara. Pelatih atau Guru harus hati hati dalam menggunakan pendekatan untuk mengembangkan filosofi persaingan sehat “Perspektif “& “Keseimbangan” yaitu Pertandingan merupakan bagian dari pertandingan tidak hanya kemenangan atau dengan diri sendiri bukan dengan diri sendiri atas dasar “ Usaha Terbaik” pada saat latihan dan akan menang dan kalah di banyak pertandingan sepanjang hayat atau atlet junior adalah waktu untuk belajar dan mengembangkan di bawah usia 12 th, gunakan ajang pertandingan untuk bertemu teman baru dan untuk menguji kemampuan dan bersenang sebenarnya dalam pertandingan adalah berjuang melakukan yang terbaik, berjuang untuk memperbaiki, dan usaha pencapaian tujuan jangka atau kekalahan tidak membuat seorang atlet menjadi pemenang atau kalah, namun bagian dari perjuangan dan yang dapat penulis sampaikan, sampai jumpa di artikel berikutnya, terima kasih. Satu Persen - Cara Mengendalikan Emosi dalam DiriDalam menjalani kehidupan, kita selalu hidup berbarengan dengan emosi. Baik yang bersifat positif maupun yang negatif, emosi pasti dan selalu ada dalam diri kita. Maka dari itu, emosi itu adalah bagian yang sangat penting dalam kehidupan kita. Dan tentu saja, kita gak boleh abaikan emosi kita begitu Tapi Perseners udah pada paham gak nih emosi itu sebenarnya, apa? Rasa kesal? Atau rasa marah saja? Nope! Emosi itu bukan marah ya, Perseners! Emosi adalah perasaan intens yang dirasakan seseorang sebagai reaksi terhadap sesuatu atau seseorang. Emosi seseorang muncul gak hanya dipicu oleh hal-hal besar saja, melainkan juga oleh hal-hal kecil. Misalnya, kamu melihat kucing lucu di jalanan yang berjalan menghampirimu. Sebagai penyuka kucing, tentu saja kamu merasa bahagia, kan? Nah, disitulah saat emosi bahagia kamu muncul. cr emosi ada dalam setiap diri seseorang, gak semua orang tahu cara mengendalikan emosi, loh. Dan pada nyatanya, memang mengendalikan emosi itu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Emosi memang merupakan suatu hal yang natural, tapi ternyata perlu suatu kemampuan untuk bisa menerapkan cara mengendalikan emosi yang tepat sesuai dengan kondisi diri. Kemampuan inilah yang disebut sebagai Manajemen Emosi’. Apalagi di masa-masa pandemi gini, emosi kita jadi gak karuan banget, deh. Pasti kamu merasakan hal seperti itu juga, kan? Nah, di sinilah peran manajemen emosi beraksi, jadi gak ada alasan kamu gak mau tahu tentang manajemen emosi, ya! Di sini, aku, Audra, Part-time Blog Writer Satu Persen bakal menjelaskan lebih rinci tentang manajemen emosi biar kamu bisa lebih paham dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Let’s check it out!Pengertian EmosiSebelum kita bahas apa itu manajemen emosi, kamu harus paham terlebih dahulu nih pengertian emosi yang sebenarnya. Rasanya gak afdal kalau kita bahas cara mengendalikan emosi, tanpa tahu dasar emosi terlebih Hank WeisingerEmosi dalam psikologi seringkali didefinisikan sebagai keadaan di mana seseorang merasakan perasaan yang kompleks, sehingga mengakibatkan perubahan fisik maupun psikologis terhadap dirinya sendiri. Perubahan-perubahan itu sangat mempengaruhi pikiran serta tindakan American Psychological Association APA, pengertian emosi sendiri merupakan pola reaksi yang kompleks, yang melibatkan elemen pengalaman, perilaku, dan fisiologis seseorang. Singkatnya, emosi adalah tentang bagaimana cara kamu menangani situasi yang kamu anggap signifikan secara 6 emosi dasar yang setidaknya harus kamu tahu, yaitu bahagia, sedih, takut, jijik, marah dan terkejut. Emosi dasar ini pertama kali diperkenalkan oleh Psikolog asal Amerika, Paul Ekman pada tahun 1970-an. Baca Juga Emosi Itu Bukan Marah! Mari Mengenal Emosi dari Aspek Ilmiah Apa itu Manajemen Emosi?Secara sederhana, Manajemen Emosi adalah metode atau cara mengendalikan emosi yang ada dalam diri seseorang. Manajemen emosi sendiri pada dasarnya merupakan kemampuan seseorang dalam memahami, menerima, mengontrol dan mengekspresikan emosi. Jadi, sebenarnya gak cuman sekedar cara mengendalikan emosi saja ya, Perserners! Dengan memiliki kemampuan manajemen emosi yang baik, akan membantu kamu dalam mengelola situasi yang memicu munculnya emosi. Selain itu, kamu juga akan mampu menyesuaikan diri dengan segala informasi maupun motivasi yang didapatkan yang dapat men-trigger munculnya emosi. Gak hanya itu saja, manajemen emosi juga dapat membuat kamu jauh lebih mengenal diri sendiri karena bisa mengenali dan mengendalikan emosi yang ada dalam diri. Makanya, kamu wajib banget untuk menerapkan manajemen emosi! cr freepik1. Mengenal semua emosi yang ada dalam diriHal yang pertama kali harus kamu lakukan dalam menerapkan cara mengendalikan emosi dalam diri yang baik adalah mengenali semua emosi yang ada dalam diri kamu. Dengan mengenali emosi-emosi tersebut, kamu akan jadi tahu dan paham tentang bagaimana cara mengendalikannya dengan baik dan tepat. Kamu harus ingat kalau emosi yang ada dalam diri kamu itu adalah bagian dari kamu, yang pasti ada dan akan selalu ada. 2. Menerima semua emosi yang kamu rasakanMengenal semua emosi dalam diri saja itu gak cukup, kamu harus belajar menerima segala emosi yang kamu rasakan. Menerima berarti kamu membiarkan emosi yang kamu rasakan sesuai dengan apa adanya, tanpa mencoba untuk mengubahnya apalagi bahwa emosi adalah hal natural yang terjadi pada seseorang, sehingga kamu gak akan menghakimi diri apalagi mencoba membuang jauh-jauh emosi tersebut. 3. Kenali situasi sekitarMunculnya emosi itu dipicu oleh hal-hal yang ada sekitar kamu, baik oleh waktu, tempat ataupun situasi tertentu. Misalnya saat kamu sendirian berada di situasi keramaian, emosi yang biasanya kamu rasakan adalah emosi takut dan hal tersebut merupakan hal yang mengenali situasi sekitar kamu, kamu akan belajar dan mengerti kapan boleh membiarkan emosi keluar apa adanya dan kapan kamu harus menahan emosi Terus berlatihBisa menerapkan manajemen emosi gak bisa kamu lakukan secara instan, gak bisa cuman kamu terapkan sekali saja dan berekspektasi kamu langsung jago dalam mengendalikan emosi dari itu, perlu banget untuk kamu terus berlatih mengendalikan emosi kamu pada saat-saat tertentu. Dengan berlatih, kamu akan terbiasa dan bisa mengendalikan emosi kamu dengan baik dan juga Cara Mengontrol Emosi Regulasi Emosi Diri SendiriDalam belajar cara mengendalikan emosi, akan ada banyak tantangan yang akan kamu hadapi dan mungkin bakal sulit kalau kamu hadapi sendirian. Karenanya, kamu bisa coba mengomunikasikan masalahmu dengan ahlinya melalui layanan mentoring dan konseling dari Satu kamu merasa perlu dibimbing untuk mengelola emosi kamu oleh seorang mentor, layanan mentoring dari Satu Persen bisa jadi pilihan untuk kamu. Pastinya, kamu gak akan kesulitan lagi karena akan dibantu oleh mentor dan para ahli yang udah berpengalaman. Langsung aja klik banner di bawah ini, ya! Tapi, kalau kamu merasa permasalahan emosi kamu udah sampai pada tahap yang mengganggu, layanan konseling dari Satu Persen bakal cocok banget sama kamu. Aku menyarankan kamu mencoba tes konsultasi dulu supaya yakin mana layanan yang pas sesuai kondisi kamu. Buat referensi tambahan, kamu juga bisa banget nonton video YouTube Satu Persen di bawah ini biar kamu bisa mengendalikan emosi dengan Satu Persen - Tips Mengontrol EmosiAkhir kata, sekian dari aku. Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan bisa membantu kamu mengendalikan emosi ke depannya agar bisa menjalani jumpa di tulisanku selanjutnya!ReferensiCarminanti, L. 2021. Emotions, Emotion Management and Emotional Intelligence in the Workplace Healthcare Professionals' Experience in Emotionally-Charged Situations. Retrieved on December 15, 2021 from Frontiers Emotions, Emotion Management and Emotional Intelligence in the Workplace Healthcare Professionals' Experience in Emotionally-Charged Situations Sociology K. 2021. The 6 Types of Basic Emotions and Their Effect on Human Behavior. Retrieved on December 15, 2021 from The 6 Types of Basic Emotions C. 2020. How to Become the Boss of Your Emotions. Retrieved on December 15, 2021 from How to Control Your Emotions 11 Strategies to Try K. 2021. How Accepting Emotions Can Improve Emotional Health. Retrieved on December 15, 2021 from How Accepting Emotions Can Improve Emotional Health GambarWeisinger, H. 2017. Your Emotional Messages. Retrieved on December 15, 2021 from Your Emotional Messages - Hendrie Weisinger PhD Memasuki usia prasekolah, anak-anak pasti makin suka bermain. Bagaimana tidak? Karena setelah new normal, si Kecil jadi akan punya banya... 3 ibu tandai artikel ini bermanfaat Memasuki usia prasekolah, anak-anak pasti makin suka bermain. Bagaimana tidak? Karena setelah new normal, si Kecil jadi akan punya banyak kesempatan untuk sering berinteraksi dengan anak-anak lain yang sebaya. Entah itu di sekitar rumah atau teman baru di sekolah PAUD-nya. Senang ya, Bu, melihat si Kecil sudah bisa bebas bermain? Bergaul tidak hanya menyenangkan, tapi juga penting bagi anak, lho. “Menjalin pertemanan akan sangat membantu anak-anak belajar berkomunikasi, berbagi, merasakan empati, menghadapi konflik, dan mengasah kreativitas mereka," kata Rachelle Theise, asisten profesor klinis dan psikolog anak di NYU Child Study Center di New York City. Tapi di sisi lain, Ibu juga mungkin bertanya-tanya bagaimana cara terbaiknya untuk mempersiapkan si Kecil bisa bergaul dan berteman akur dengan teman baru. Mengingat, ia selama ini mungkin sudah terlalu lama beraktivitas di rumah saja bersama anggota keluarganya. Nah, salah satu caranya adalah dengan mengajak anak bermain untuk mengasah kemampuan berkomunikasi, mengelola emosi, dan berempati. Dengan begitu, si Kecil akan memiliki “modal” yang kuat untuk bisa mengeksplor dan menjalin pertemanan di sekolah barunya nanti. Lalu, apa saja, ya, contoh permainan sosial emosional anak usia dini yang direkomendasikan? Contoh Permainan Sosial Emosional Anak Usia Dini Agar waktu bermain anak semakin seru dan menyenangkan, berikut ini adalah rekomendasi permainan sosial emosional anak usia dini yang baik untuk mengasah keterampilan sosial emosional si Kecil. 1. Role Play Role play atau bermain peran merupakan salah satu contoh permainan sosial emosional anak usia dini yang bisa si Kecil mainkan. Melalui permainan ini, anak bisa belajar tentang berbagai kondisi dan situasi yang pernah mereka lihat sehari-hari, Bu. Ia juga bisa terdorong menggunakan imajinasinya untuk “menghidupkan” skenario cerita yang ada di di dalam benaknya. Role play juga memungkinkan anak-anak mencicipi bagaimana rasanya menjadi orang dewasa, misalnya menjadi orang tua, atau memerankan profesi tertentu. Lewat permainan ini, anak-anak bisa mempraktikkan bagaimana seorang karakter itu berdialog dan berperilaku dari situasi-situasi yang mungkin pernah mereka amati sebelumnya. Sebagai contoh, anak berpura-pura menjadi seorang supir bus atau masinis kereta yang sehari-harinya mengantar jemput orang-orang karena si Kecil sering kali diajak Ayah dan Ibu bepergian dengan transportasi umum. Atau, undang teman-temannya untuk bermain di rumah dengan berpura-pura menjadi astronot yang bepergian ke luar angkasa. Contoh lainnya, ajak anak dan teman-temannya berpura-pura menjadi sekelompok superhero yang akan menyelamatkan dunia. Permainan role play cocok untuk mengasah imajinasi dan kreativitas anak, melatihnya berkomunikasi, berempati, sekaligus mengajarkan cara menyelesaikan masalah dari “skenario” yang berbeda-beda. Memutuskan siapa yang akan “berakting” sebagai siapa bisa jadi kesempatan untuk anak belajar bernegosiasi dan bergiliran, lho! Ibu hanya perlu menyediakan alat peraga, kostum, dan peralatan yang sesuai dengan tema role play anak, dan biarkan anak bermain mewujudkan imajinasinya. 2. Permainan Raba-Raba Ada banyak contoh permainan tradisional yang bisa meningkatkan kemampuan sosial dan emosional anak. Salah satunya adalah permainan raba-raba untuk membantu anak dan teman-temannya untuk lebih saling mengenal satu sama lain. Permainan ini bisa dilakukan oleh minimal 3 orang, Bu. Jadi, jangan lupa ajak teman-teman si Kecil untuk ikut bermain ya! Cara mainnya gampang, kok. Minta si Kecil dan teman-temannya untuk hompimpa dulu untuk menentukan siapa yang jadi Si Peraba. Jika si Kecil yang menang menjadi Si Peraba, Ibu tutup matanya dengan kain penutup sementara anak-anak yang lain berdiri mengelilingi Si Peraba. Setelah itu, Ibu bisa minta teman-temannya untuk bernyanyi sambil berjalan melingkari Si Peraba. Setelah lagu selesai dinyanyikan, instruksikan teman-temannya untuk berhenti dan jangan membubarkan lingkaran. Nah selanjutnya, minta Si Peraba meraba-raba mencari temannya. Setelah mendapat teman, Si Peraba harus menebak siapa yang ia pegang. Apabila tebakannya betul, anak yang dipegang Si Peraba akan menggantikan peran si Kecil untuk di babak selanjutnya. Baca Juga 9 Ide Kegiatan Seru untuk Anak-Anak Weekend di Rumah 3. Bermain Kereta-Keretaan Mungkin terdengar sepele, tapi siapa sangka kalau bermain kereta-keretaan juga dapat membantu mengasah kemampuan sosial dan emosional anak? Ya! Kereta-keretaan adalah permainan yang bisa dimainkan oleh sekitar 5-10 orang. Ibu bisa mengajak teman-teman si Kecil untuk memainkan permainan ini. Pertama-tama, Ibu bisa mulai dengan mengumpulkan kardus bekas atau yang tidak terpakai dan bagikan pada anak-anak. Persiapkan pula peralatan menggambar dan minta anak-anak untuk menggambarkan lokomotif dan gerbong kereta di dinding bagian luar kardus yang mereka miliki. Anak-anak juga bisa menggunakan spidol berwarna dan stiker agar masing-masing “gerbong”nya bisa mewakili karakter dan kepribadian masing-masing anak. Setelah gerbong berhasil digambar, arahkan anak-anak untuk mengurutkan setiap kardus sehingga menyerupai sebuah deretan gerbong kereta sungguhan. Minta anak memasuki gerbong miliknya masing-masing dan siap meluncur seperti kereta api sesungguhnya. Agar lebih seru dan menyenangkan, minta anak-anak untuk memainkan kereta sambil bernyanyi “Naik Kereta Api”. Permainan kereta-keretaan ini akan mengajarkan anak untuk bisa berbagi dengan saling meminjam alat gambar, saling tolong menolong membantu temannya untuk mewarnai atau meraih spidol yang letaknya jauh, dan bekerja sama untuk menyusun gerbong dan “menjalankan” keretanya. 4. Menggambar dengan Mata Tertutup Mengenali emosi dan menumbuhkan empati anak terhadap orang lain juga bisa dengan mengajaknya bermain menggambar dengan mata tertutup. Caranya, mintalah anak menggambar dengan mata tertutup kain. Setelah ia selesai, bukalah penutup matanya, lalu lihat gambarnya bersama-sama. Selanjutnya, gantian Ibu yang menggambar dengan mata tertutup. Di akhir permainan, Ibu bisa menjelaskan makna melakukan kegiatan sosial emosional anak usia dini. Contoh saja, mengenai betapa sulitnya bagi anak-anak yang tidak bisa melihat berjuang melakukan pekerjaan sehari-hari. 5. Tebak Kata dengan Telinga Ditutup Satu lagi contoh permainan sosial emosional anak usia dini yang ini mirip dengan menggambar dengan mata tertutup, tapi dimodifikasi untuk menunjukkan keterbatasan fisik lainnya. Permainan tebak kata juga mampu mendorong anak untuk bekerja sama dalam tim yang akan melatih kemampuan sosial emosionalnya. Sebagai contoh, Ibu mengajak anak bermain tebak kata dengan telinga tertutup untuk memahami bagaimana rasanya tidak bisa mendengar. Ibu bisa meminta si Kecil menutup kedua telinganya, kemudian Ibu mengucapkan satu kata tanpa bersuara. Lalu, giliran Ibu yang menebak ucapan kata anak dengan kedua telinga ditutup. Di akhir permainan, Ibu bisa menjelaskan makna dari permainan ini, yakni merasakan bagaimana sulitnya anak-anak yang tidak bisa mendengarkan karena keterbatasan fisik. 6. Bermain Boneka Kalau si Kecil punya banyak koleksi boneka, yuk manfaatkan “teman-teman”nya ini! Bermain boneka sambil bermain peran juga merupakan contoh permainan sosial emosional anak usia dini yang bagus untuk si Kecil, Bu. Sebab, permainan ini baik untuk mengasah imajinasi, kreativitas dan empati anak, terlepas apa pun jenis kelamin mereka. Selain itu, bermain boneka juga dapat meningkatkan keterampilan sosial anak. Ini karena anak-anak akan belajar berkomunikasi yang mampu membantu mereka mempelajari kosakata baru. Saat mengajak dan menemani anak bermain peran, coba pancinglah imajinasi mereka untuk membuat jalan cerita dari kegiatan sehari-hari. Misalnya, ketika anak diberikan dua boneka, ia akan otomatis membuat permainannya hidup dengan menciptakan percakapan antar boneka. Ibu bisa mengajarkannya membuat jalan cerita bahwa salah satu boneka yang dimainkan sedang sakit, kemudian boneka lainnya menghibur atau menemani boneka yang sedang sakit tersebut. Selanjutnya, biarkan anak Ibu menyampaikan perasaan dan pendapatnya mengenai tokoh yang ia perankan. Selain melatih anak untuk berimajinasi dan memecahkan masalah, cara ini dapat membantu meningkatkan kemampuan empati dan bersosialisasi sekaligus mengajarkannya untuk menanam hal-hal kebaikan. Contoh lainnya, si Kecil juga bisa belajar merawat diri lewat permainan boneka Barbie dengan menggantikan pakaiannya, memasangkan kancing dan ritsleting, menyisir dan mendandani rambut, hingga menidurkan boneka. Ibu bisa meminta anak memastikan bonekanya dalam keadaan baik serta berimajinasi tentang apa yang diinginkan atau dibutuhkan boneka tersebut. Supaya lebih menyenangkan, undang teman-teman si Kecil untuk bermain bersama ya. Dari sini, Ibu akan bisa memperhatikan bagaimana si Kecil dan teman-temannya berinteraksi, bernegosiasi, dan menghadapi konflik ketika sedang bermain. Baca Juga Contoh Kegiatan Motorik Kasar untuk Anak Usia 4-5 Tahun 7. Menggambar dan Menebak Ekspresi Wajah Di usia ini, anak sudah mulai bisa menunjukkan berbagai macam emosi. Entah itu sedih, senang, marah, ataupun kesal. Nah, anak perlu mengenal dan memahami emosi serta perasaannya agar kelak ia bisa berkomunikasi dengan efektif, membangun hubungan yang lebih baik, dan menghindari atau menyelesaikan konflik. Mengenal emosi juga dapat membantu anak mengekspresikan apa yang anak rasakan atau butuhkan dengan jelas, Bu. Oleh karena itu, Ibu bisa mengajarkan mereka bagaimana mengenali dan mengekspresikan perasaan dengan cara yang sehat. Salah satu caranya dengan mengajak anak menggambar ekspresi wajah, lalu minta ia untuk menebaknya. Pertama-tama, Ibu bisa membagikan kertas berwarna kepada anak dan minta mereka untuk menggambar beragam jenis ekspresi, seperti senang, sedih, takut, sakit, dan marah. Jika sudah selesai, masukkan gambar-gambar tersebut ke dalam sebuah kotak. Selanjutnya, minta anak Ibu untuk mengambil salah satu kertas. Jelaskan jika setiap anak yang mengambil kertas harus memperagakan emosi sesuai dengan ekspresi yang tertera di kertas dari dalam kotak. Contoh permainan sosial emosional anak usia dini ini sangat bagus dilakukan agar anak semakin tahu emosi yang dia rasakan. Dengan begitu, emosinya pun akan terasa stabil saat dewasa nanti. Bila anak bisa mengenali emosi yang ditebaknya, Ibu bisa memberikan pertanyaan kepadanya tentang apa penyebab emosi tersebut dan bagaimana solusi yang pantas diberikan kalau seseorang mengalami hal tersebut. Misalnya, ketika anak mendapat kertas emosi menangis, Ibu bisa menanyakan kepada anak kira-kira apa penyebab temannya menangis dan apa yang harus dilakukan orang lain agar temannya tidak menangis lagi. 8. Bermain Bola Bermain bola atau melakukan permainan dalam tim lainnya dapat mendorong anak untuk bekerja sama sekaligus melatih kemampuan sosialnya. Tak hanya itu, anak juga belajar bekerja sama, tanggap untuk bermain bergiliran dengan teman-teman lainnya, seperti kapan harus menendang atau melempar bola, dan kapan harus menerima bola dan mengamankan gawang. Melalui permainan ini, ajari pula anak mengenai sikap yang tepat bila ia menang misalnya tidak boleh mengejek kawan yang kalah, sikap yang benar bila ia kalah misalnya tidak menyalahkan orang lain atas kekalahannya, cara bekerja sama yang baik dengan teman dalam satu timnya, dan lain-lain. 9. Cari dan Temukan Benda Contoh permainan sosial emosional anak usia dini yang bisa si Kecil mainkan selanjutnya adalah mencari dan menemukan sebuah benda. Permainan sederhana nan mudah ini bisa membantu anak berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain. Ibu perlu melibatkan 4 orang atau lebih, seperti anggota keluarga di rumah atau teman-teman si Kecil di sekitar rumah. Kemudian, bagi menjadi dua kelompok permainan dan minta mereka mencari benda-benda yang ada di sekitar rumah. Anak yang mengenal rumah dengan baik harus dibagi rata dalam setiap kelompok. Mulailah meminta mereka untuk mencari benda-benda yang ada di sekitar rumah. Misalnya, Ibu bisa memerintahkan, “Coba cari benda bulat berwarna hitam”, atau “Sekarang cari benda persegi panjang warna merah”, dan sebagainya. Melalui permainan ini, anak bisa membiasakan diri untuk mengenali dan melakukan instruksi tertentu yang Ibu berikan. Lebih dari itu, permainan temukan benda juga melatih anak bekerja sama dan memahami emosi orang lain. Nah, itulah contoh permainan sosial emosional anak usia dini yang bisa menjadi inspirasi Ibu. Ternyata mengajarkan keterampilan sosial emosional pada anak tidak sesulit yang dibayangkan, ya, Bu, bila tahu caranya. Kenapa Penting Mengasah Kemampuan Sosial Emosional? Bermain merupakan salah satu stimulasi yang penting bagi tumbuh kembang anak, Bu. Tidak hanya meningkatkan perkembangan motorik kasar dan halusnya. Mengenalkan permainan yang tepat juga dapat membantu meningkatkan keterampilan sosial dan emosionalnya juga, lho. Mengapa demikian? Aspek sosial dan emosional anak menjadi salah satu aspek yang penting untuk membantu anak bersosialisasi. Selain itu, bisa membantu anak untuk tumbuh dengan pribadi yang baik saat dewasa nanti. Penting untuk diingat bahwa karakter seorang anak mulai terbentuk sejak usia dini. Jika orang tua mengajarkan pola asuh yang salah, maka bukan tidak mungkin jika emosi anak terganggu. Beberapa anak mungkin menjadi pemalu, ada juga anak yang pendiam, ada juga anak yang mudah marah, dan lain sebagainya. Itulah kenapa orang tua juga perlu memperhatikan perkembangan emosi anak sejak usia dini. Baca Juga Tips Dukung Perkembangan Sosial Anak Bagi Orang Tua yang Bekerja Terlebih di rentang usia ini, anak-anak usia prasekolah sebetulnya sudah siap bersosialisasi, lebih bersemangat mencoba hal-hal baru, punya rasa ingin tahu dan imajinasi yang besar untuk mengeksplorasi lebih banyak tentang dunia yang mereka lihat, serta sudah mampu menunjukkan berbagai emosi. Nah, melalui bermain, anak-anak bisa belajar berinteraksi dengan dunia di sekitar mereka. Dengan bermain, anak-anak juga punya kesempatan untuk belajar berinteraksi dan bergaul dengan anak-anak sebayanya. Anak-anak akan banyak belajar bagaimana caranya tanggap untuk berbagi, bergiliran menggunakan mainan, bernegosiasi, berempati terhadap teman-temannya, menyelesaikan masalah, serta berkomunikasi menggunakan kata-kata yang baik, yakni “maaf”, “tolong”, dan “terima kasih”. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika Ibu menyediakan pilihan permainan yang mampu mendorong rasa rasa empati, serta keinginan kerja sama dan keinginan bersosialisasi dengan orang lain. Selalu Temani Anak Bermain Sambil Belajar Bisa dibilang, otak anak ibarat spons yang mampu menyerap segala sesuatu di sekitarnya dengan cepat, Bu. Jadi saat mereka berinteraksi dan bergaul dengan teman-teman sebayanya, anak bisa cepat belajar bagaimana seharusnya mereka berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini juga yang menjadi salah satu alasan kenapa orang tua harus terus mendampingi anak-anak ketika sedang asyik bermain. Selain untuk memantau secara langsung perkembangan si Kecil, menemani anak bermain adalah salah satu cara orang tua untuk membantunya mengembangkan keterampilan sosial emosional dan pengendalian emosi. Sebagai contoh, Ibu bisa turun tangan untuk memberikan pengertian ketika mainannya direbut atau ketika si Kecil tidak mau meminjamkan mainannya. Pendampingan yang Ibu lakukan ini bisa membantu anak belajar bagaimana cara bermain yang benar dan berinteraksi secara positif. Tapi selain itu, jangan lupa juga untuk senantiasa mendampingi si Kecil belajar sambil bermain dengan memberikan si Kecil susu Bebelac 4 GroGreat+ setiap pagi dan malam sebelum tidur untuk mengoptimalkan asupan nutrisinya. Sebab, ingat ya, Bu, anak tidak hanya memerlukan stimulasi dari permainan untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya. Melanjutkan pemenuhan asupan nutrisi yang lengkap dari susu pertumbuhan terfortifikasi DHA dan makanan sehat bergizi juga sangat penting untuk anak di usia prasekolah ini. Karena, para ahli menyatakan periode emas pertumbuhan otak anak akan terus berlangsung hingga si Kecil berusia lima tahun. Nah, Bu, Bebelac 4 GroGreat+ kini sudah dilengkapi dengan formula baru yang mengandung Triple A dengan DHA lebih tinggi serta asam lemak omega 3 asam alfa linolenat, dan asam lemak omega 6 asam linoleat untuk mendukung perkembangan daya pikir, pencernaan dan keterampilan sosio-emosional si kecil memasuki masa prasekolah dengan nutrisi dan stimulasi yang tepat. Susu Bebelac 4 juga diperkaya dengan FOSGOS 19 yang teruji klinis untuk mendukung kesehatan kesehatan saluran cerna anak happy tummy, serta 12 vitamin dan 4 mineral yang terdiri dari vitamin C, kalsium, zat besi, dan iodium. Dengan asupan nutrisi yang baik dan stimulasi yang tepat happy brain, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang ceria happy heart dan bersemangat untuk bersosialisasi dan mengeksplorasi hal-hal baru di sekolah nanti. Jangan lupa juga daftarkan diri Ibu di Bebeclub untuk dapatkan lebih banyak lagi tips dan informasi terbaru untuk menemani masa prasekolah si Kecil, ya! Referensi Web MD. Diakses pada 4 Oktober 2022. Web MD. Diakses pada 4 Oktober 2022. Very Well Family. Diakses pada 4 Oktober 2022. Jurnal Ilmiah Potensia. Diakses pada 4 Oktober 2022. Parents. Diakses pada 4 Oktober 2022. Raising Children. Diakses pada 4 Oktober 2022. Setiap orang memiliki emosi atau rasa marah, intensitas dan bentuk emosi ini juga berbeda-beda. Kemampuan tiap orang dalam mengelola dan mengontrol emosi juga berbeda-beda. Dalam situasi tertentu mungkin sulit bagi seseorang untuk mampu mengendalikan emosi mereka, namun pada beberapa orang mengendalikan emosi bukan hal yang sulit. Emosi memang perasaan alamiah dalam diri manusia, namun bukan berarti kita dapat membebaskan emosi dan membiarkan emosi menguasai diri. Emosi yang berlebihan atau bahkan meledak-ledak tentu bukan hal yang baik dan sebaiknya harus segera diatasi. Salah satu cara paling ampuh untuk bisa mengendalikan emosi adalah dengan memiliki pengendalian diri atau self control. Dengan pengendalian emosi ini, kita bisa mengatur, membimbing, dan mengarahkan segala bentuk emosi ke hal yang lebih positif. Pengendalian emosi ini akan semakin baik jika konsisten cara yang bisa dilakukan untuk dapat memulai mengendalikan emosi, seperti olahraga yang bukan hanya memiliki Manfaat Olahraga Secara Teratur Untuk Fisik dan Psikologi, Manfaat Liburan Bersama Keluarga & Bagi Kesehatan, Manfaat Udara Segar bagi Kesehatan. Kegiatan olahraga, liburan, dan hanya sekedar menghirup udara segar ini juga mampu membantu mengendalikan lebih meyakinkan diri agar mulai mencoba mengendalikan emosi, perlu diketahui terlebih dahulu seberapa banyak manfaat yang dapat diambil jika bisa mengendalikan emosi. Tentu manfaat-manfaat ini merupakan hal yang positif, berikut uraian lebih lengkap terkait manfaat dari mengendalikan emosi1. Mampu menghadapi segala keadaanSeseorang yang terbiasa membebaskan emosinya akan cepat meledak-ledak ketika menghadapi keadaan yang tidak sesuai dengan keinginannya. Tentu hal ini bukanlah hal yang baik, akan banyak kesempatan dan mungkin dapat merugikan orang lain dengan emosi yang meledak-ledak dengan orang yang mampu mengendalikan emosi. Seseorang yang bisa mengendalikan emosi akan terbiasa untuk menghadapi segala keadaan, termasuk menahan diri dan emosi menghadapi keadaan di luar perkiraannya. Oleh karena itu, dengan pengendalian emosi maka seseorang akan mampu menghadapi segala keadaan. 2. Mampu menentukan prioritasDalam kehidupan sehari-hari tentunya kita dihadapkan pada berbagai keputusan yang harus diambil. Dengan menerapkan pengendalian emosi di kehidupan sehari-hari, akan berdampak pada diri seseorang dalam menunda atau memprioritaskan keputusan untuk dirinya sendiri. Dengan kata lain, seseorang yang melakukan pengendalian emosi akan mampu untuk mengatur atau mengendalikan dirinya sendiri dalam menentukan mana kepentingan yang harus didahulukan dan mana yang tidak. Sehingga tidak akan banyak membuang waktunya pada hal-hal yang kurang penting dan dapat fokus pada hal yang Mampu memutuskan sesuatu dengan baikTerkadang kita sering membuat pilihan yang tidak sehat atau tidak baik ketika kita merasa rentan atau tidak teratur secara emosional. Dan beberapa perilaku sering kali dapat memperumit atau menambah emosi sebelumnya yang menjadikan emosi semakin karena itu, diperlukan pengendalian emosi agar bisa berpikir dengan jernih untuk bisa memutuskan suatu hal dengan baik. Keputusan yang diambil dengan pertimbangan yang matang dan pikiran yang jernih akan jauh lebih baik dan lebih Meningkatkan inisiatif untuk diri sendiriSeseorang yang mampu melakukan pengendalian emosi biasanya merupakan seseorang yang mampu untuk membangun inisiatif bagi individu itu sendiri. Melalui pengendalian emosi, seseorang akan mampu mengelola emosi sesuai porsinya sehingga akan meningkatkan inisiatifnya dalam mengatur emosi tersebut. Pengendalian emosi yang terus dilatih ini akan semakin baik dan lambat laun akan meningkatkan inisiatif dalam diri seseorang. Yang mana dengan inisiatif ini seseorang mampu untuk menyelesaikan suatu permasalahan dalam kehidupannya dengan cara yang Mampu mengendalikan berbagai keputusanDengan menerapkan pengendalian emosi, seseorang mampu untuk mengontrol atau mengendalikan berbagai keputusan dalam hidupnya. Pengendalian emosi ini juga membantu seseorang untuk dapat berpikir jernih dan mempertimbangkan dengan matang berbagai keputusan, sehingga keputusan akan dapat ia kendalikan. Dengan begitu, seseorang tersebut benar-benar memanfaatkan pola pikir yang ia miliki sehingga mampu untuk menentukan mana keputusan yang tepat atau baik dan mana keputusan yang kurang tepat atau kurang baik dengan segala perimbangan yang telah ia Memiliki arah tujuan hidup yang jelascDengan kata lain, seseorang yang mampu melakukan pengendalian diri akan berpengaruh pula pada kejelasan arah tujuan hidup seseorang tersebut. Ia mampu untuk memberikan suatu arah yang jelas terkait tujuan ke Lebih mudah dalam meraih tujuanPengendalian emosi selain mampu memberikan arah tujuan yang jelas, juga akan membantu seseorang untuk lebih fokus dan lebih mudah meraih tujuan atau goals dalam hidupnya. Hal itu dikarenakan ia mengerti kapan saat dirinya harus terus bergerak dan kapan saatnya harus berhenti itu, seseorang yang mampu mengendalikan emosi juga akan memiliki kehidupan yang lebih terarah dan tertata serta tahu apa yang harus dilakukan dan jangan dilakukan. Dengan demikian, seseorang tersebut akan lebih mudah dalam meraih dan mewujudkan tujuan dalam Menjadi pribadi yang lebih kuatSetiap orang pastinya akan mengalami berbagai permasalahan dalam hidupnya, entah itu masalah yang menyangkut dengan batin maupun fisik. Seseorang yang mam mengendalikan emosi dengan baik, biasanya sangat paham rasanya berada di posisi terendah dalam hidupnya. Seseorang yang pernah mengalami masa seperti itu akan menjadikan hal tersebut sebagai pelajaran, sehingga ia akan menjadi pribadi yang lebih kuat. Ia mampu mengelola emosinya sehingga ia tidak tunduk pada emosinya sendiri, namun ia memiliki kendali diri yang cukup kuat. 9. Menjadi pribadi yang lebih disiplinSeseorang yang mampu mengendalikan emosinya secara bertahap juga akan menjadi pribadi yang lebih disiplin. Hal ini karena ia mampu mengelola emosinya sehingga emosi tersebut tidak menimbulkan banyak dampak negatif. Dengan demikian ia mampu mengendalikan dan mengontrol dirinya dalam keadaan dalam hidupnya. Seseorang yang memiliki pengendalian emosi akan bisa menyesuaikan emosinya dengan lingkungan sekitar. Sehingga ia mampu untuk mengikuti aturan di lingkungan sekitarnya dengan mengendalikan dirinya sendiri dan tidak terbawa pengaruh oleh Menjadikan kehidupan lebih damaiEmosi yang berlebihan atau meluap-luap cenderung membuat seseorang kelelahan dan menghabiskan energinya. Suasana hatinya tidak tenang dan ia akan merasa semuanya kacau. Sehingga ia tidak akan merasa damai akan hidupnya maupun lingkungan pengendalian emosi, seseorang dapat mengelola emosinya agar lebih stabil. Agar ia tidak berlarut-larut dalam emosinya, sehingga ia dapat melakukan kegiatan lainnya dengan suasana hati yang lebih tenang. Seseorang yang mampu mengendalikan emosinya akan lebih damai menjalani kehidupannya. 11. Membangun keharmonisan dengan orang lainSeseorang yang mampu mengendalikan emosinya dengan baik umumnya akan memiliki hubungan yang baik dengan orang-orang disekitarnya. Hal ini karena ia tidak mengedepankan ego, emosi, ataupun juga keegoisan dalam akan lebih nyaman dan senang berada di sekitar orang yang mampu mengendalikan emosinya. Hal ini dikarenakan orang tersebut mampu mengendalikan sikap, baik sikap terhadap dirinya atau orang lain, dengan sangat tepat. Dan tentunya orang yang mampu mengendalikan emosi ini akan menghindari Menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawabSeseorang yang mampu mengendalikan emosinya tentu akan memiliki tanggung jawab yang baik. Hal ini karena dirinya mampu menentukan bagaimana bersikap dan bertindak yang sesuai dengan apa yang ia hadapi. Ia mampu bertanggung jawab penuh atas apa yang ia ia mampu mengendalikan emosinya, itu artinya ia merasa bertanggung jawab untuk mengendalikan dan mengontrol emosinya. Dimana ia tidak akan membiarkan dirinya sendiri terpengaruh buruk oleh emosinya sehingga akan membuat hidupnya kacau. 13. Mampu mengendalikan perspektif diri dalam menyikapi konflikSeseorang yang memiliki pengendalian emosi yang baik akan sadar bahwa bukan dirinya lah yang mengendalikan segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Ia hanya mampu mengendalikan emosi dan dirinya sendiri, itulah mengapa ia akan lebih mengendalikan emosi dan dirinya menyadari hal tersebut, ia akan berusaha untuk mengendalikan perspektif dirinya dalam menyikapi konflik yang ada. Ia akan berusaha menentukan respon yang tepat dalam menyikapi sebuah mengetahui banyaknya manfaat yang didapat jika mampu mengendalikan emosi, tidak ada salahnya untuk mencoba untuk mulai mengendalikan emosi. Emosi ini juga terkait dengan kondisi mental, jika emosi sedang tinggi atau mental sedang tidak stabil dapat melakukan berbagai kegiatan karena akan mendapat Manfaat Mendengarkan Musik Metal bagi Kesehatan Mental, Manfaat Bermain Bersama Teman Untuk Fisik, Mental dan Psikologis, dan Manfaat Naik Kuda – Fisik, Mental dan Emosional Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Game online adalah permainan yang memanfaatkan jaringan internet saat kita ingin memainkannya, game online memang sangat diminati oleh anak-anak saekarang ini, dikarenakan game online dapat dengan mudah diakses dan dimainkan, selain itu juga bisa untuk main bareng mabar.Tapi dalam bermain game online terkadang kita sering terbawa emosi entah itu negatif atau emosi positif, jika kita menang dalam sebuah game online atau kita sudah mencapai pengharagaan, tentunya kita senang akan itu dan kita akan meluapakan emosi positif dengan tersenyum dan kita juga memiliki rasa bangga dalam diri kita. Yang saya cemaskan disini adalah ketika kita bermain game online kemudian kita kalah, atau salah satu tim kita ada yang bermain jelek, tentunya kita terkadang jengkel dengan orang tersebut, bukan hanya tim, terkadang masalah juga bisa timbul dari perangkat kita, jaringan internet yang buruk atau lingkungan disekitar kita. Dengan adanya kendala seperti diatas tentunya diri kita terbawa emosi negatif, ingin marah, mengumpat teman, bahkan kadang mengucapkan hal yang tidak pantas untuk kita harus menahan emosi tersebut agar tidak merugikan kita dan orang disekitar kita, walaupun menahan emosi sangat susah saat kita sedang memainkan sebuah game online tapi kita harus tetap berusaha menahan emosi yang biasa saya lakukan saat sedang bermain game online adalah, mengambil nafas lalu menghembuskannya Kembali sambal berpikir bahwa ini hanya sebuah game biasa tidak perlu rasanya sampai melibatkan emosi yang terlalu berlebihan, dan jika kita memang tidak sanggup menahan emosinya lebih baik kita matikan game tersebut kemudain Away From keyboard AFK.Jika kita dalam kedaan kalah atau tidak menguntungkan entah gara-gara teman, sinyal, smartphone, atau diri kita sendiri lebih baik kita tetap fokus dan terus berfikir apa yang harus kita perbuat di dalam game tersebut, karena dengan fokus dan berpikir kemungkinan kita bisa menyusun strategi yang baik untuk memperbalik keadaan. Selain itu dengan kita menahan emosi saat bermain game, kita juga sudah mejaga perasaan teman kita, sekaligus berlatih menahan emosi dan nafsu yang ada dalam diri meminimalisir emosi negatif, lebih baik sebelum kita bermain game online diri kita dalam keadaan yang baik-baik saja, dan sebelum bermain game kita bisa cek sinyal terlebih dahulu, kita juga bisa mengajak teman untuk berkomunikasi, yang terpenting pastikan juga kuota internet masih emosi saat bermain game terlihat kekanak-kanakan, tapi menurut saya itu adalah hal yang sangat wajar jika tidak melampaui kalian yang bermain game dan sanggup menahan emosi kalian orang yang luar biasa. Lihat Games Selengkapnya

mampu mengendalikan permainan emosi adalah manfaat dari latihan